.

MARS PESANTREN

Youk perbanyak dengerin sholawat! Al Mahabbatain - Senandung Al Qur'an

Sabtu, 23 Juli 2011

SEJARAH DAN LATAR BELAKANG BERDIDINYA PONDOK PESANTREN MIFTAHUL MIDAD

Pendiri Pondok Pesantren Miftahul Midad adalah KH. Anas Abdul Halim, pada awal berdirinya pondok pesantren ini atas dasar dukungan atau motivasi dari alumni santri abahnya yaitu Kyai Abdul Halim, untuk mewujudkancita-cita dari orang tuanya, maka KH. Anas Abdul Halim mendirikan pondok pesantren guna untuk mengistiqomahkan diri dan mengamalkan ilmu yang diperolehnya.
Pada tahun 1986 merupakan masa munajad dan ikhtiarnya KH. Anas Abdul Halim kepada Allah SWT supaya mendapatkan tempat yang strategis. Pada waktu beliau menhadiri sebuah pengajian di desa Karangsari ada seseorang yang ingin menawarkan tanahnya di desa Sumberejo seluas  750 meter untuk di waqafkan. Dengan petunjuk dari Allah KH. Anas Abdul Halim menerima tawaran tersebut dan akan dijadikannya sebuah Pondok Pesantren.
Mengingat Pondok Pesantren Miftahul Midad yang akan didirikan berada di tengah-tengah kesunyian yang jauh dari perumahan penduduk desa Sumberejo seringkali menjadikan desa tersebut sebagai tempat kemaksiatan. Seperti halnya berjudi, minum-minuman keras, dan tempat perzinaan. Dengan demikian, hal itu merupakan tantangan yang sangat besar bagi KH. Anas Abdul Halim untuk amar ma’ruf nahi munkar di daerah tersebut.
Pada awal berdirinya Pondok Pesantren Miftahul Midad di taandai dengan adanya papan nama berisi tulisan “Disini akan dibangun Pondok Pesantren”
Pemberitahuan itu disambut baik oleh masyarakat Sumberejo yang mendapat hidayah dari Allah SWT. Selanjutnya diteruskan dengan peletakan batu pertama pada hari Rabu 30 Nopember 1988 oleh KH. Anas Abdul Halim, yang disaksikan oleh beberapa kyai dan umaro’ di antaranya : kyai Isymam pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam, kyai Basuni Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Pulosari Lumajang, Kepala Desa Sumberejo beserta staf-stafnya dan semua masyarkat Desa Sumberejo yang sangat mendukung dengan adanya pondok pesantren ini.
Pondok Pesantren tersebut diberi nama “Miftahul Midad” yang mempunyai aarti kunci pertolongan. Hal tersebut menunjukan adanya etika santri sebagai kader Islam yang mempunyai solidaritas tinggi, berwawasan luas, memikirkan kaum yang lemah dan membebaskan umat dari kebodohan.
Pada awal pembangunannya beliau (KH. Anas Abdul Halim) membangun musholla putra dan asrama sebelah selatan musholla (sebagai tempat istirahat santri). Pada waktu itu dalam keadaan minus akan modal yang beliau punyai. Kemudian dengan modal tawakal dan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT akhirnya Allah SWT membuka rizkinya, banyak orang yang tidak dikenal berdatangan untuk membantu dalam menyelesaikan bangunan tersebut.
Beliau bersama tiga santri putra hidup dalam kesengsaraan yang pada waktu itu KH. Anas Abdul Halim dalam keadaan miskin tidak punya apa-apa dan penuh cobaan yang dihadapi, ironisnya makanan yang dimakan untuk esok harinya pun tidak ada. Namun pendirian beliau sangat teguh, apapun rintangan dan cobaanya beliau hadapi dengan kesabaran dan tawakal kepada Allah SWT.
Pada tahap berikutnya santri semakin hari semakin bertambah, sementara tempat kurang memungkinkan. Beliau (KH. Anas Abdul Halim) menambah kamar lagi sebelah timur musholla (sekarang menjadi kantor Pondok Pesantren Miftahul Midad), juga merupakan tempat atau kediaman KH. Anas Abdul Halim beserta keluarganya.
Santri putri mulai bermunculan sehingga mau tidak mau beliau harus menambah kamar guna menyediakan tempat untuk mereka beristirahat, belajar dan lai-lain. Atas ma’unah dari Allah dan tidak lepas dari do’a kaum muslimin, pembangunan dapat dilaksanakan dengan lancar. Santri yang mondok pada awal pembukaan pesantren Miftahul Midad adalah santri yang tahu rasa pahitnya dalam perjuangan membangun pondok pesantren ini, namun tidak sebagaimana yang dirasakan oleh KH. Anas Abdul Halim.
Berjalan dengan lanjutnya perkembangan pondok pesantren ini beliau mulai membuka pengajian yang pertama bersama masyarakat Sumberejo. Pengajian ini dihadiri oleh gurunya KH. Anas Abdul Halim yaitu Kyai Jauhari Jawawi pengasuh pondok pesantren Assunniyah Kencong Jember.
Kemudian pada tahun 1993, beliau mempunyai pemikiran bahwa semua santri yang mondok di pessantrennya tidak mungkin menjadi kyai semua, kemungkinan lain ada yang menjadi guru, pegawai negeri, petani, bisnisman dll. Maka beliau membuka program Kejar Paket B yang dibuka oleh Bapak Muflih Faris asisten II KDH Tingkat II Lumajang. Dengan dibukanya proses belajar mengajar ini menunjukkan bahwa Pondok Pesantren Miftahul Midad merupakan pesantren yang dinamis dan membuka potensi baagi santri untuk mempelajari ilmu duniawi dan ukhrawi.
Pada tahun 1995 KH. Anas Abdul Halim dapat membangun Madrasah Diniyah. Disamping itu juga pada tahun 1996 beliau mendirikan madrasah formal yaitu MTs Miftahul Midad dan dilanjutkan dengan membuka Madrasah Aliyah (MA) Miftahul Midad.
Pondok Pesantren Miftahul Midad telah banyak mencetak kader-kader Islam yang berkwalitas dan ini terbukti bahwa alumni pondok tersebut banyak yang berhasil. Keberhasilan itu dapat dilihat dari potensi-potensi yang dikembangkan pada alumni dalam kehidupan masyarakat dimana mereka banyak yang menjadi masyarakat, da’I, guru atau dosen, dan lain-lain yang berguna di masyarakat.
Dari kurun waktu Pondok Pesantren Miftahul Midad bertambah maju dan berkembang. Santrinya pun juga sudah ratusan orang serta kepercayaan masyarakat semakin besaar dari tahun ketahun. Daerah disekitar pesantren tersebut sekarang jadi daaerah yang damai dan menanamkan etika keagamaan yang tinggi. Ini tampak pada aktivitas masyarakat yang penuh dengan nuansa Islami, seperti diadakan pengajian di Pesantren ini setiap malam rabu masyaraakat Sumberejo banyak yang mengikuti kegiatan tersebut. Disamping itu pengajian-pengajian dan kegiatan shalawatan di setiap Mushalla yang berada di sekitar pesantren khususnya desa Sumberejo yang secaara rutin dilaksanakan. Pendidikan generasi muda pun berkembang secara pesat dengan didirikannya sekolah MTs dan MA didaerah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar